Jumat, 05 Juni 2020

Covid-19 dan Cegah Tangkal Saat Hidup Berdampingan

 

Oleh : Adimaja

Virus Corona yang sekarang jadi Pendemi global tak terasa sudah hampir setahun. Pendemi ini telah merubah budaya dan pola pikir manusia didunia sejak November 2019 ditemukan di Wuhan China . Musibah global seperti ini telah meruntuhkan akal sehat manusia .Tak seperti penyakit menular lainnya, corak dan pendemi kali ini melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia .
Semua channel informasi , youtube, Group WA, Facebook, Istagram , TV dan Media cetak tak pernah ketinggalan mengupdate berita tentang covid 19. Semua media merilis jumlah pasien yang di cek, yang terinfeksi hingga meninggal dunia. Tak ketinggalan juga berita tentang kegiatan kemanusiaan , sosial , bagi sembako dan sebagainya sebagai upaya bahu membahu manusia dalam menghadapi pendemi yang menurut WHO ( World Health Organization) tak akan berkesudahan .
Pendemi ini juga telah membuat aktivitas masyarakat terhenti , baik pendidikan , bisnis dan pembangunan fisik . Tak terkecuali ibadah ritual di semua tempat ibadah ditutup sementara sampai batas waktu yang ditentukan . Usaha usaha retail , pasar pasar dan mall mall juga ditutup . Situasi ini terus menghantui manusia sejak ditemukan di Wuhan tahun 2019 hingga saat ini .
Berbagai spanduk dan informasi pencegahan penularan covid 19 terus kita temukan di semua saluran informasi . Baik itu di instansi pemerintah , swasta maupun organisasi international. Begitu juga informasi penelitian asal kejadian virus ini . Semua tersaji begitu mudah dan banyak kita temukan. Pakar pakar kesehatan , peneliti ,para dosen dikampus terkemuka seperti Universitas Airlangga , Universitas Hasanuddin terus juga mengupdate tips tips pengobatan agar sembuh dari infeksi virus ini .
Protokol kesehatan yang dibuat oleh instansi pemerintah , himbauan menjaga jarak ,cuci tangan , gunakan masker , dan stay at home kini sudah membudaya dimasyarakat . Tak terasa hampir 3 (tiga) bulan pembatasan sosial berkala besar ( PSBB) hampir usai dan kini kita memasuki fase baru yaitu new normal .
Memasuki era new normal ,tentu harus disikapi dengan bijak . Ibarat habis terkurung akibat serangan lawan , perlu energi ekstra untuk memasukinya .
Dalam konteks hubungan manusia dengan mahluk Tuhan , maka saya rasa , manusia perlu merenungkan kembali pola baru pencegahan penularan virus ini pada manusia, ketika kita masuk fase new normal sebagai penguatan atas protokol kesehatan dari kementrian kesehatan dan WHO. Era new normal kita berdampingan dengan virus Corona ini. Karna sudah sulit menghilangkan virus ini .
Oleh karna itu kita wajib memelihara kesehatan sebagai ikhtiar saat kita hidup berdampingan dengan virus Corona . Dalam ilmu Penguatan Pendidikan Karakter ada dua hal yang harus dirawat yaitu jasmani dan rohani . Dimensi jasmani adalah kesehatan jasad atau jasmani ini dipelihara dgn gizi yg seimbang dan makan makanan yg halal dan tentu protokol kesehatan . Kedua adalah kesehatan rohani yaitu ada pada napas yg keluar masuk melalui hidung dan peredaran darah . Pengolahannya adalah olah hati dan olah pikir . Olah hati adalah pembentukan isi hati yang tadinya dikuasai oleh keburukan seperti kesombongan, angkuh dan dengki menjadi rendah hati, menghargai sesama, harmoni lingkungan dengan semua mahluk Tuhan dan selalu berserah pada Allah. Yang kedua olah pikir dimana kita mengontrol pikiran agar senantiasa berpikir yang bermanfaat dan terarah seperti berpikir positif dan pikiran selalu diarahkan pada segala sesuatu yang membuat kita bebas dari rasa khawatir , namun tetap waspada.
Banyak orang yang khawatir dengan kesehatannya saat menjalani aktivitas keseharian karna masih ada anggota masyarakat yang terinfeksi Corona . Tentu ini akan menjadi dilema tersendiri saat hidup bersama virus Corona . Perlu pembentukan pikiran bahwa bahwa virus ini tidak membahayakan lagi. Inilah perlunya olah pikir yang selalu berpikir bahwa kita akan selalu selamat dari inveksi covid 19 ini. Tidak boleh ada pikiran kuatir saat menjalani aktivitas , namun harus dengan semangat tanpa pikiran buruk .
Selain itu , hati kita juga harus selalu condong tidak jumawa atau sombong yaitu merasa paling hebat atau bisa melawan covid 19 .Tetapi hati kita selalu harus dibawa pada rendah hati yaitu kita dan covid 19 adalah sama sama mahluk Tuhan yang memiliki tugas masing masing ke bumi ini. Hati juga harus dikikis kedengkiannya pada akibat negatif keberadaan virus ini karna kedengkian itu akan membuat kita lupa diri sehingga tidak waspada .
Inilah langkah langkah dengan semangat baru menuju era normal agar kita terhindar dari Penularan Covid ini. Selamat memasuki new normal.

( Adimaja , adalah Praktisi Penguatan Pendidikan Karakter tinggal di Batam )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar